Maafin papa!!!!
“ngeeek”terdengar
suara pintu berdecit menandakan ada yg masuk rumah, agni meneruskan
membacanya, setelah ditunggu berapa lama, ia tak mendengar salam juga
“brak..”tiba tiba terdengar suara pintu di banting seseorang
Agni
kaget mendengar suara tersebut, ia pun langsung berdiri dan meletakkan
majalah yg sedang di bacanya di atas meja, ia berlari kecil menuju arah
ruang tamu.
Terlihat Difa sedang melepas sepatunya, wajahnya di tekuk, mulutnya pun dikrucutkan,
Melihat itu agni hanya tersenyum, kalau sudah begini pasti ada masalah disekolahnya.
Agni pun menghampiri putra semata wayangnya itu.
“sayang
kamu kenapa sih? Baru dateng kok udah kyak gini? Jelek tuh mukanya,
kalau kyak gini”agni berlutut kemudian memeluk putranya itu.
“biarin jelek”difa mengiyakan perkataan bundanya. Sambil wajahnya ia palingkan dari wajah bundanya.
“cerita
sama bunda donk... ya ya ya”agni meletakkan kedua tangannya ke pipi
anaknya tersebut kemudian diarahkannya wajah anaknya itu ke arahnya.
“tanya aja sama bunda sendiri apa masalahnya huh”difa pun berlari menuju kamarnya
Setelah masuk kamarnya dia lagi lagi membanting pintu dan menguncinya “braaaak”
Agni
hanya geleng geleng melihat tinggah lagu anaknya. Hal kyak gini memang
sudah biasa dia hadapi. Mungkin ini masalah dia (difa) dengan rafli
teman sekelasnya. Memang keduanya tidak pernah akrap. Agni juga tidak
tau penyebabnya apa. Setahu dia difa sifatnya tuh baik sama semua orang.
Agni memang tidak bisa menyalahkan salah satau atau bahkan mungkin
keduanya. Mereka kan masih anak anak jadi mereka masih suka jail. Mereka
masih anak kelas 1 SD. Difa menganggap Rafli itu rifalnya. Begitupun
sebaliknya. Padahal kakaknya rafli tuh sahabatnya agni dulu waktu di SMA
bahkan sampai sekarang mereka masih akrap. Tapi ini adiknya malah
musuhan sama anaknya.
Agni berjalan kearah kamar tidur anaknya itu. Setelah berada dekat pintu ia mengetuk pintu kamar itu.
“sayang buka pintunya donk... kalau ada masalah cerita donk sama bunda...”pinta agni
“ngga mau bunda”jawab difa dari dalam kamar
“please bunda mohon, ntar bunda trutin deh permintanya”agni masih mencoba merayu anaknya
“permintaan
Difa tuh Cuma satu bunda, itu pun udah dari kemarin kemarin difa
sebutin... difa pengen ketemu ayah difa.. itu aja bunda, hikzz
hikzz”terdengar dari dalam kalau difa menangis, yah inilah difa. Dia
memang tegar kalau di luar. dia tidak akan nangis katanya sih malu, dia
sampai bilang begini”akukn cowok bunda malu lah kalu nangis diliati
orang2x” namun itu kalu di luar tapi kalau udah di kamar. Ia bisa
menangis sepuasnya. Kata dia kamar itu kerajaanya jadi dia bisa bebas
mau ngapain aja.
“huh”agni menghembuskan nafas berat,
selalu saja masalah ini yg di ributkan”kan udah bunda bilang kalau ayah
itu pulang 3 tahun sekali sayang, dia kerja jauhhh banget”agni berbohong
lagi kepada anaknya itu.
“bunda bohongkn? Kata rafli, difa gx punya ayah, hizk hikz”difa masih saja menangis
“bilang donk ke rafli kalau ayah difa pulang 3 tahun sekali”
“udah
bunda tapi kata rafli, nggak mungkin itu mah, katanya ayah dia yg juga
kerja di luar negri pulang semiggu sekali kok”jelas difa
“deghh”agni
kaget, ia bingung harus mencari alasan apa lagi “tapi kan ayah difa
beda degan ayahnya rafli sayang”agni masih berusaha meyakinkan anak
semata wayangnya itu
“engga buda difa udah gx percaya lagi”difa masih saja tetap pada pendirianaya
“difa makan dulu ya.. tadi belum makan kan? Pasti laper”agni mencoba mengalihkan pembicaraanya
“engga
mau bunda, difa gx mau makan sebelum ketemu papa”hal yg tidak mungkin
terjadi.. agni takut sampai kapan difa masih bertahan? Ia takut anak
semata wayangnya itu sakit
“ntar bunda suapin deh”agni masih berusaha merayu difa
“engga mau bunda”
“emzzz bunda beliin spagety? Mau?”
“engga
ya engga bunda”lagi lagi difa menjawab tidak, agni mulai kehabisan akal
padahal biasanya difa kalau sudah di iming imingi spagety dan di suapin
pasti mau lha ini.
“Tintunggg”tiba tiba terdengar bel
dari arah ruang tamu. Ini menandakan ada orang yg datang ke rumah agni,
“sayang mama tinggal dulu ya, kyaknya ada tamu, kalau kamu laper ngomong
sma mama pasti mama beliin buat kamu, asal kamu mau makan”setelah
menunggu berapa menit dan gx ada jawaban dari dalam agni pun berjalan ke
arah ruang tamu
Setelah dekat dengan pintu ia membukakan
pintu tersebut. Pintu terbuka. Terlihat seorang cowok berdiri dengan
tegap ditangan kanannya ia membawa sebuah bungkusan.
“eh
elu kka, mari silahkan masuk”ternyata yang datang adalah cakka. Setelah
dipersilahkan masuk diapun masuk ke dalam rumah agni.
“mana difa ni?”tanya cakka ia meletakkan bungkusan tadi di meja setelah itu ia duduk di sofa
“ada dikamarnya”jawabku singkat, agnipun ikut mendudukkkan pantatnya di sofa
“biasanya juga main, ni?”tanya cakka lagi
“dia
nagmbek lagi, dan lagi lagi masalah yg sama”kata agni pelan ia
menundukkan kepalnya, terlihat matanya berair”mau minum apa”ia
mengarahkankan pandanganya ke arah cakka
“jus aja deh, berarti berantem lagi sama rafli”ucap cakka
“iya”Agni pun berdiri setelah mendengarkan pesanan cakka, ia bergegas menuju dapur
“gua coba ke kamar difa eaa”
Agni menoleh ke belakang kemudian berkata “terserah deh”
cakka pun menuju kamar difa. Ia sudah hafal betul letak kamar difa. Maklum dia sering datang ke rumah agni.
“tok tok tok”Cakka menegetuk pintu kamar difa
“sudah difa bilang difa ngga mau makan, nda”ucap yg di dalam
“ckckck” Cakka terkekeh”yakin bener kalau yg ngetuk pintu kamar bunda kamu dif”ucap Cakka
“ehh siapa eaa, pasti om Cakka”difa asal tebak nama, karena memang yg sering kerumahnya ya Cakka, dia juga hafal suaranya.
“wih
bener banget udah hafal ternyata sama om” Cakka mengacungkan dua
jempolnya, ya walaupun difa engga liat”dua jempol deh, eh jagoan om
ngambek nih?”goda Cakka
“ah engga kok”difa mengelak karena dia malu donk masa cowok nangis
“yakin nih, katanya gx mau makan?” Cakka lagi lagi menggoda difa
“kan udah difa bilang om, difa gx laper!!!”
“yakin nih gx laper? Om bawain spagety sama pizza lho” Cakka memancing difa, dua makanan ini memang kesukaan difa
“engga lah udah bosen makanan itu”difa tetap saja menolaku
“bener nih? Ya udah om kasihkan saja ke adik om, si rafli”
Mendengar
kata rafli, difa langsung bangkit dari duduknya dan membukakan pintu.
“ehh jangan donk om, buat difa aja deh, difa gx rela ah kalau buat
rafli”difa keluar dengan wajah tersenyum cerah, tidak seperti tadi
sewaktu pulang sekolah
“ckck kamu tuh, kalok soal rafli aja ngga mau kalah”kata Cakka sambl tangannya menjawil hidung difa
“ya gx mau lah om”difa melipatkan kedua tanagnnya di depan dada”mana nih pizza dan spagetynya?”tagih difa
“bentar
om ambilin dulu di depan, tadi om taruh di meja, tunggu ya ganteng”lagi
lagi Cakka menjawil hidung difa, kemudian ia berbalik arah menuju ruang
tamu.
“difa tunggu di kamar om”difa agak sedikit berteriak karena Cakka sudah agak jauh
Cakka berbalik arak kemudian mengacungkan jempolnya dan tersenyum
tak berapa lama kemudian Cakka kembali ke kamar difa
ini dia makannannya “kata Cakka sambil menentengkan bungkusan ke arah difa
difa tersenyum“cepet om di buka udah laper nih”katanya sambil memegang perutnya dan nyengir
“haha katanya tdi gx laper??” Cakka tertawa pelan tngannnya yg bebas mengacak ngacak rambut difa
“itukan
dua menit yg lalu om, sekarang udah beda lagi ceritanya, hehe”difa pun
nyengir kemudian tangannya merebut bungkusan yg dibawa Cakka kemudian
membukanya.
“om pizza dulu aja ya”katanya sambil mengambil
satu potong pizza, kemudian ia mulai meletakkan potongan itu
kemulutnya, tapi tanagan Cakka mencegahnya”eh kenapa om? Gx boleh
nih?”difa bingung
“laper sih ya laper difa, tapi ya kalau
makan doa dulu donk”nasehat Cakka, tangannya pun di lepaskan dari
pergelangan tangan mungil difa
“hehe, iya iya om difa
lupa”difa hanya nyengir, kemudian ia letakkan kembali pizza itu,
tanagnnya pun di tengadahkan sambil matanya di pejamkan,”amin”ucapnya
mengakhiri doanya kemudian iapun mulai memakan pizza itu
Dari
balik pintu terlihat agni tersenyum melihat keakrapan Cakka dan anaknya
itu. Memang dari dulu yag paling deket dengan difa ya Cakka, waktu difa
sakit, main, ngerjain pr, ngambek, bahkan waktu dalam kanduangan yang
menemani dan mencarikan makanan yg diinginkan agni pun Cakka. Dulu agni
ngidam buah kurma tapi langsung dari pohonya. Tanpa pikir panjang Cakka
rela terbang ke arab sana hanya untuk mencarikan buah kurma untuk agni.
Agni mendekati mereka berdua “ehh anak bunda udah nggak ngambek lagi nih?”tanya agni
“siapa yg ngambek bun, difa nggak ngambek kok”kata difa sambil mengedip ngedipkan sebelah matanay kearah bundanya.
“hehe
iya iya, tadi difa nggak ngambek kok, eh ada pizza bunda minta
donk”pinta agni, ia pun berjalan mendekati difa dan duduk di sampingnya.
kemudian ia letakkan nampan yg dibawanya di atas meja.
“ini hanya buat difa nda, iyakn om?”tanya difa ke Cakka sambil menegrlingkan matanya biar Cakka setuju
Cakka yg melihat perilaku difa hanya tersenyum geli dan mengangguk “iya sayang”katanya sambil menegecup puncak kepala difa
“tuh denger sendirikan nda???”difa mengarhkan pandanganya ke arah mamanya
“iya deh bunda gx minta”
“makasih nda, difa sayang sama bunda”difa pun mengecup pipi bundanya
“sayang, jangan asal cium donk, kamukan nasih makan pizza, pipi bunda jd kotor nih”agni membersihkan pipinya dengan tangannya
“hehe maaf bunda”difa hanya terkekeh dan nyengir kuda.
“eh kka ini minumnya sampai lupa aku”agni menyodorkan segelas jus jeruk ke arah Cakka
“makasih ni” Cakka menerima jus itu dan meneguknya, setelah itu ia letakkan kembali minumanya ke atas meja
“buat difa mana bun?”rengek difa
“oh difa mau juga, bentar mama buatin dulu ya.”agni pun bernjak dari duduknya
“yah lama donk”difa cemberut
“bentar
kok sayang”agni berjalan stelah melewati Cakka dengan sengaja Cakka
memegang pergelangan tangan agni untuk menehan agar agni tidak lgi
berjalan
“udah lah ni, biar difa minum punyaku saja”tawar Cakka
“itukan buat kamu kka”
“ndak
papa difa maukan?” Cakka mengambil minuman yg diletakkan tadi kemudian
mengarhkan minuman tersebut ke arah difa. Difa hanya mengangguk dan
minum just tersebut.
“kamu tuh selalu saja manjain difa”